Tunggu Event Selanjutnya Ya... Keep Hamasah!! ^_^ Untuk Maba 2010: WELCOME!! ^_^

31 Januari 2010

Menyadari Bahwa Allah Pasti Mengabulkan Doa dalam Shalat.

    Nabi SAW bersabda bahwa Allah Azza wa Jalla berfirman, “Shalat itu Kubagi dua, antara Aku dan hamba-Ku. Untuk hamba-Ku ialah apa yang dimintanya.

    Apabila ia mengucapkan alhamdulillahi rabbil ‘aalamin, maka Aku menjawab, ‘Hamidani abdi’ (‘hamba-Ku memuji-Ku’)

    Apabila ia mengucapkan ar-rahmanirrahim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang), maka Aku menjawab ‘Atsnaa alayya ‘abdi’ (‘hamba-Ku menyanjung-Ku’)

    Apabila ia mengucapkan maaliki yaumiddin (Maha Penguasa Hari Kemudian), maka Aku menjawab ‘Majjadani ‘abdi’ (‘hamba-Ku mengagungkan-Ku’)

     Apabila ia mengucapkan iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’in’ (Kepada Engkau saja kami menyembah dan kepada Engkau saja kami minta tolong), maka Aku menjawab ‘Hadza baini wa baina ‘abdi, wa li abdi ma saala’ (‘Inilah bagian-Ku dan hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang dimintanya’)

    Apabila ia mengucapkan ihdinash shirathal mustaqim, shirat al-ladziina an’amta ‘alaihim ghairil al-maghdhuubi ‘alaihim wa ladh-dhaalliina (Pimpinlah Kami ke jalan yang lurus, yakni jalan-jalan orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat), maka Aku menjawab ‘Hadza li ‘abdi, wa li ‘abdi ma saala’ (‘Inilah bagian hamba-Ku, dan untuknya apa yang dimintanya’).” (HR Muslim)

    Itu merupakan hadits yang besar dan agung. Sekiranya setiap orang yang shalat itu dapat menghayati hadits itu, tentu dia akan menggapai kekhusyuan yang semestinya dalam shalat dan dia akan mendapatkan pengaruh yang besar yang terkandung dalam surat al-Fatihah. Bagaimana ia tidak mendapatkan hal itu, padahal dia amat menyadari bahwa Allah mengajak dia berbicara, sekaligus memberikan apa yang dimintanya.

    Seyogyanya dalam percakapan (ibadah shalat) itu benar-benar disertai dengan sikap pengagungan dan penghormatan. Rasulullah bersabda, “Apabila salah seorang di antaramu berdiri shalat, sesungguhnya ia sedang ber-munajah kepada Rabbnya, maka hendaklah ia memperhatikan bagaimana cara ber-munajah kepada-Nya (yang baik).” (Mustadarak al-Haakim).


Dikutip dari buku: “Kiat Shalat Khusyu” karangan Muhammad Al-Munajjid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar